Kantor
kelurahan Patehan terletak di Jalan Nagan Lor 8-a, Kecamatan Kraton, Kelurahan
Kraton, Yogyakarta. Ada 4 kampung yang berada dalam kelurahan Patehan, yaitu
kampung nagan, kampung patehan, kampung ngadisuryan, dan kampung taman.
Kelurahan Patehan
ini berada di kawasan yang terkenal dengan sebutan Jeron beteng (kawasan dalam
kompleks Kraton Yogyakarta). Termasuk dalam wilayah kecamatan Kraton yang
terdiri dari kelurahan patehan, kelurahan kadipaten, dan kelurahan panembahan.
Adapun kota Yogyakarta terbagi atas 14 kecamatan dan 45 kelurahan.
Secara
geografis kelurahan Patehan berada di daerah dataran rendah dengan ketinggian +
114 m dari permukaan laut, sedang luas wilayahnya sebesar 39,7770 hektar. Daerah
tersebut merupakan daerah pemukiman penduduk, perkantoran dan pertokoan. Di
wilayah kelurahan Patehan terdapat beberapa sarana pendidikan yaitu : TK
sebanyak dua buah, SD sebanyak dua buah, SMP sebanyak dua buah, dan 1 buah
gedung untuk sekolah luar biasa bagian C.
Nama-nama jalan
yang ada di kelurahan patehan adalah : jalan nagan lor, jalan nagan tengah,
jalan nagan kidul, jalan patehan, jalan patehan tengah, jalan patehan kidul,
jalan ngadisuryan, dan jalan taman. Setiap nama yang dimiliki kampung ini memiliki sejarah asal muasalnya.
Sejarah Singkat
Asal Muasal Nama Kampung yang ada di Kelurahan Patehan :
- Kampung Nagan. Nagan adalah kampung kediaman para abdi dalem Kraton yang bertugas sebagai penabuh gamelan jawa. Selain Nagan kampung para abdi dalem penabuh gamelan jawa adalah Namburan.
- Kampung Patehan. Nama kampung inidiambil dari kata "teh" karena Patehan adalah kampung kediaman para abdi dalem Kraton yang bertugas sebagai pembuat teh,
- Kampung Ngadisuryan. Ngadisuryan berasal dari nama Hadi Surya, yang merupakan salah seorang putra Sultan Hamengku Buwana VII. Hadi Surya ini bertempat tinggal di kampug tersebut, maka kampung tersebut kemudian dikenal dengan nama Hadi Suryan. Nama Hadi Suryan lama-lama berubah bunyi menjadi Ngadisuryan.
- Kampung Taman. Di kampung ini terdapat Taman Sari Waster Castle, yang merupakan pemandian yang dibangun pada masa Sultan Hamengku Buwono I & II.
Seiring dengan
berjalannya waktu, kini kampung nagan dan patehan tidak hanya ditinggali oleh
para abdi dalem kraton Yogyakarta saja, begitu pun kampung ngadisuryan dan
kampung taman dihuni oleh penduduk yang tidak hanya keabat Kraton Yogyakarta
saja.
Wilayah
kelurahan Patehan tidak dilalui angkutan umum seperti bis kota kota atau kereta
api. Maka wilayah ini dapat dijangkau dengan berjalan kaki, menggunakan sepeda,
sepeda motor, mobil pribadi, andong ataupun becak. [arien]
Sumber
referensi :
- Peta Yogyakarta.
- http://www.jogjakota.go.id/index/extra.detail/22
- elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index.php/.../11_00845.pdf
- http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-article/yogyakarta-toponym/
- http://silviaphia.blogspot.com/2010/03/bagaimana-sih-pembagian-kampung.html
- http://www.tembi.org/keraton_yogja/ngadisuryan.htm