Kali ini kita akan membahas tentang bank buku jogja.
Bank buku ini dimiliki oleh Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota
Yogyakarta sejak tahun 20120. Bank buku menjadi wadah bagi masyarakat umum
untuk menyumbangkan buku dan bahan pustaka lainnya, untuk kemudian
didistribusikan kepada masyarakat lainnya yang membutuhkan. Menurut Bapak Herry
Zudianto, dalam tulisannya yang berjudul “Pembentukan Taman Bacaan Masyarakat
(TBM) Berbasis RW dan Bank Buku Jogja : Sebuah Upaya Mewujudkan Kota Yogyakarta
Sebagai Kota Pendidikan untuk Semua dan Belajar Sepanjang Hayat”, pada tahun
2011 dan dimuat di http://perpustakaan.jogjakota.go.id/,
dalam usianya yang baru satu tahun, Bank Buku Jogja ini mendapat sambutan yang
baik dari masyarakat. Baik itu masyarakat yang menyumbangkan bahan bacaan
maupun masyarakat yang membutuhkan bahan bacaan.
Sambutan ini
terbukti dengan banyaknya sumbangan bahan pustaka yang masuk serta banyak juga
permintaan sumbangan bahan pustaka. Bahan pustaka yang disumbangkan terdiri
atas buku, majalah, komik, novel buku pelajaran dan lain-lain. Bahan pustaka
disumbang oleh masyarakat umum, baik kalangan PNS maupun masyarakat umum
lainnya. Sedangkan penerima sumbangan buku antara lain oleh Taman Bacaan
Masyarakat, lembaga sekolah maupun komunitas sekolah. Bahkan, penulis punya
teman mahasiswa UGM yang akan KKN ke luar pulau Jawa. Dia ingin mendirikan
perpustakaan desa di tempat KKNnya tersebut. Maka, dia melayangkan proposal
permohonan sumbangan buku kepada Bank Buku Jogja. Sedikit pesimis untuk
mendapatkan bantuan buku, mengingat dia akan KKN keluar Jawa. Tak diduga,
ternyata Bank Buku Jogja berkenan memberi bantuan buku untuk mendirikan
perpustakaan desa di tempat KKNnya. Hal ini membuktikan bahwa kota Yogyakarta –
dalam hal ini diwakili oleh Bank Buku Jogja – berkomitmen untuk memajukan dunia
pendidikan dan penyediaan fasilitas perpustakaan bagi kepentingan masyarakat
Indonesia.
Dalam
tulisannya Bapak Herry Zudianto menyebutkan,
bahwa tidak kurang dari 20.000 eksemplar buku layak baca, berhasil dikumpulkan
dan disalurkan dalam waktu satu tahun. Jumlah ini setara dengan sepuluh kali
lipat pengadaan buku yang dibiayai pemerintah dalam setahun. Melihat hal
tersebut, potensi Bank Buku Jogja sangat layak dikembangkan dan diteruskan
sebagai mekanisme peredaran buku di masyarakat, untuk mengoptimalkan daya guna
sebuah buku.
Dalam tulisannya, Bapak Herry Zudianto juga memaparkan
grafik perkembangan bank buku. Grafik tersebut dimulai bulan Mei 2010 hingga
bulan Juli 2011. Pemaparan grafik tersebut dalam bulan dan jumlah sumbangannya
adalah sebagai berikut :
No
|
Bulan
|
Jumlah Sumbangan
|
01
|
Mei 2010
|
1497
|
02
|
Juni 2010
|
691
|
03
|
Juli 2010
|
1211
|
04
|
Agustus 2010
|
2092
|
05
|
September 2010
|
2265
|
06
|
Oktober 2010
|
117
|
07
|
November 2010
|
1315
|
08
|
Desember 2010
|
1087
|
09
|
Januari 2011
|
538
|
10
|
Februari 2011
|
290
|
11
|
Maret 2011
|
203
|
12
|
April 2011
|
361
|
13
|
Mei 2011
|
3957
|
14
|
Juni 2011
|
2133
|
15
|
Juli 2011
|
3576
|
JUMLAH
|
21.333
|
Buku adalah salah satu
sarana pembelajaran yang mampu menjangkau segala tingkatan usia dan semua
lapisan masyarakat. Bank Buku Jogja dapat dijadikan wadah penyaluran bahan
pustaka dari dan untuk masyarakat. Dengan memberi sumbangan bahan pustaka
kepada Bank Buku untuk kemudian disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan,
maka manfaat dan daya guna sebuah bahan pustaka akan lebih optimal. Mengingat,
bahan pustaka tidak akan berkurang meski dibaca satu orang atau seratus orang.
Karena itu, jika memiliki bahan pustaka yang sudah tidak terpakai, ada baiknya
jika di sumbangkan saja ke Bank Buku Jogja. [arien]
Alamat Bank Buku Jogja
Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta
Jln. Suroto No. 9 Kotabaru Yogyakarta Lantai 1
Telp. 0274-511314
Sumber Referensi :
Bapak Herry Zudianto. Pembentukan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Berbasis RW
dan Bank Buku Jogja : Sebuah Upaya Mewujudkan Kota Yogyakarta Sebagai Kota
Pendidikan untuk Semua dan Belajar Sepanjang Hayat. http://perpustakaan.jogjakota.go.id/