TBM (singkatan
dari Taman Bacaan masyarakat) adalah perpustakaan umum yang berada di tingkat
RW. TBM dapat diibaratkan sebagai bentuk sebuah perpustakaan mini (karena
jumlah koleksi dan fasilitasnya yang lebih terbatas). TBM dihadirkan sebagai
sarana ‘jemput bola’ kepada masyarakat. Karena letaknya di tengah pemukiman
penduduk, maka diharapkan memudahkan masyarakat dalam mengakses dan
memanfaatkan buku dan bahan pustaka lainnya yang disediakan di TBM. TBM
bukanlah sarana komersil, karena TBM dihadirkan sebagai sarana belajar bagi
masyarakat. Harapannya, TBM sebagai perpustakaan yang berada ditengah-tengah
lingkungan masyarakat, selayaknya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat.
Mengapa TBM
yang merupakan perpustakaan berbasis RW tersebut diadakan? Hal ini tidak lain
sebagai upaya untuk mendekatkan masyarakat pada fasilitas belajar. Di TBM,
selain dapat membaca dan meminjam buku
yang disediakan, masyarakat dapat berinteraksi antar sesama pelaku membaca,
hingga dapat bergabung dan membentuk sarana interaksi, seperti : komunitas
membaca, sanggar belajar, lomba-lomba, diskusi buku dan lain-lain.
TBM memiliki
beberapa keunggulan dalam menyediakan buku dan bahan pustaka kepada masyarakat
dibandingkan perpustakaan. Manfaat menggunakan TBM antara lain :
-
Letak TBM dapat dengan mudah dijangkau, karena
berada di dekat rumah penduduk.
-
Syarat peminjamannya tidak terlalu rumit /
formil, dibandingkan dengan menjadi anggota perpustakaan umum milik pemerintah.
-
Keanggotaannya terbuka untuk umum. Siapa saja
dapat mengakses dan menggunakan fasilitas di TBM. Dibandingkan dengan
keanggotaan terbatas dalam penggunaan perpustakaan sekolah, pepustakaan
universitas, dan perpustakaan kantor.
-
Suasananya santai dan nonformil. Suasana yang
ditemui di TBM dan perpustakaan terasa berbeda. Perpustakaan umum milik
pemerintah, perpustakaan sekolah, perpustakaan universitas atau pun pepustakaan
kantor bernuansa cenderung formil. Sedangkan di TBM - sebagai perpustakaan yang
dikelola masyarakat dan diperuntukkan bagi masyarakat itu sendiri – biasanya
bernuansa santai dan nonformil. Karena anatara pemustaka dan pengelola TBM
saling kenal, maka obrolan yang terjadi terjalin akrab dan santai. Datang ke
TBM pun tidak harus berpakaian rapi, memakai kaos, bercelana pendek, dan
memakai sandal jepit pun jadilah. [arien]
d