Sabtu, 18 Agustus 2012

Para Pejuang Kemerdekaan, Terima Kasih Telah Memberi Kami Hidup Penuh Pilihan


17 Agustus 1945. Ah, hari itu begitu sakral bagi bangsa Indonesia. Karena dihari itulah bangsa Indonesia mendeklarasikan kemerdekaannya. Menolak penjajahan atas bangsa. Meneriakkan kepada dunia bahwa bangsa ini tidak lagi sudi diatur dan diperas oleh bangsa lainnya. Merdeka. Berdaulat. Berhak atas diri sendiri dan tanah tumpah darah.
Semasa itu, konsep kemerdekaan adalah mengusir penjajah dari bumi pertiwi. Memaksa bangsa asing perampok dan pemerbudak untuk angkat kaki dari Indonesia. Dengan lantang meneriakkan, “Pergilah para tukang perintah dan perampok, kami berhak atas diri kami dan tanah kelahiran kami ini. Sudah cukup kepatuhan kami melayani dan dan memberi bantuan atas hasil bumi kami kepada kalian. Sekarang pergilah, kami ingin menikmati hidup dan harta kekayaan bumi pertiwi kami.”
Dan berkat perjuangan yang gigih para pahlawan bangsa kita (dengan bangga saya katakan, bahwa dulu nenek saya adalah salah satu dari mereka), maka akhirnya kita memiliki kedaulatan penuh atas bangsa kita. Kita diatur dan mengatur bangsa kita sendiri. Mendirikan pemerintahan dari dan untuk rakyat Indonesia.
Namun, karena bangsa kita adalah bangsa yang masih belajar untuk mengatur dirinya sendiri, maka tak heran jika masih terhuyung dan adakalanya jatuh terjembrat. Ada kalanya para wakil rakyat yang diangkat oleh rakyat, melakukan kenakalan terhadap rakyatnya. Hal itu karena para wakil rakyat itu merasa sebagai penguasa yang dapat berbuat sekehendak hatinya. Mereka lupa fitrahnya sebagai wakil rakyat, yang tampak di mata adalah kekuasaan dan kekayaan. Ini dapat diibaratkan, mereka lupa akan dirinya sebagai manusia, yang menempati susunan tubuh dengan semua struktur dan makhluk hidup yang berperan dalam perwujudan tubuh tersebut.
Ah sudahlah, tidak guna menyesali orang-orang yang nakal itu. Menangisi dan menyesali kelakuan mereka tidak menjadikan hidup kita lebih baik. Hukum saja mereka dengan seadil-adilnya, agar mereka sadar bahwa apa yang mereka lakukan itu salah, sehingga tidak mencemari manusia selanjutnya yang akan menjadi wakil rakyat berikutnya. Kelakuan dan kenakalan mereka juga dapat menjadi pelajaran bagi bangsa ini dan para rakyatnya, bahwa penjajah pun dapat berwujud bangsa sendiri, bukan hanya datang dalam jelmaan orang dari bangsa lain. Semoga setelah tersandung dan jatuh, bangsa ini dapat lebih arif dan bijaksana dalam menata langkah, rakyat lebih pandai menilai dan memilih pemimpin yang memiliki komitmen untuk memimpin rakyatnya dan memajukan bangsanya.
Sebagai manusia yang telah dikembalikan hak kemanusiaannya (oleh para pejuang kemerdekaan bangsa), marilah kita bertindak layaknya manusia yang punya kehormatan dan harkat martabat diri. Bahwa keberadaan kita di atas bumi ini, sebaik-baiknya adalah yang berguna bagi diri sendiri, orang lain dan masyarakat sekitar. Marilah kita isi kehidupan ini yang memiliki seribu pilihan dan aneka ragam kesempatan dengan sebaik-baiknya, baik bagi dirinya dan lingkungannya.
Hari ini sejenak kita renungkan, untuk menjadikan hidup kita lebih baik dan bermakna. Seribu pilihan dan aneka ragam kesempatan yang terhampar di depan kita -baik langsung maupun tak langsung- adalah berkat perjuangan para pejuang kemerdekaan bangsa. Mereka rela berkorban, agar generasi yang akan datang (yaitu kita!) dapat memiliki kehidupan dan kesempatan menikmati hidup yang lebih baik. Ingatlah pengorbanan para pahlawan tersebut, sehingga kita dapat menyadari bahwa kehidupan kita hari adalah karena adanya jasa nenek moyang kita. Dan juga baiknya kita menyadari, bahwa kehidupan kita sekarang akan berpengaruh kepada kehidupan generasi selanjutnya.
Besar kecilnya peranan kita dalam kehidupan itu tidak penting untuk diukur, yang penting kita harus bisa menjalani kehidupan ini dengan sebaik-baiknya. Bekerja keras membangun kehidupan sembari menikmati kehidupan itu sendiri, sambil tak lupa bahwa diri kita berperan bagi kehidupan di masa depan. Seperti kehidupan para pejuang kemerdekaan yang pengaruhnya dapat kita nikmati hingga saat ini.
Wahai para pejuang kemerdekaan. Para pahlawan bangsa ini. Terima kasih atas pengorbanan kalian. Mungkin kami para generasi masa kini ini, tidak pernah mengenalmu secara langsung. Kami juga mungkin bukan anak cucu kalian secara garis keturunan. Namun kita adalah keluarga, saudara sebangsa dan setanah air. Kerja keras dan pengorbanan kalian dalam membangun kehidupan ini dapat kami nikmati hingga sekarang. Kami bertekad mengisi kehidupan ini dengan sebaik-baiknya. Dan sebisa mungkin membangun kehidupan ini agar dimasa mendatang bangsa ini dapat memiliki kehidupan yang lebih baik. Kami akan berusaha meneladani kerja keras dan pengorbanan kalian, para pejuang bangsa. Dan bukannya sekedar memetik manfaat dan tinggal diam dalam rumah kehidupan yang telah kalian bangun.
Terima kasih para pejuang kemerdekaan, berkat kalian, kami dapat memiliki kehidupan yang penuh pilihan, bebas menentukan arah hidup dan apa yang akan kami lakukan pada kehidupan kami. Kami akan berusaha, agar generasi mendatang dapat memiliki pilihan kehidupan yang lebih baik daripada yang kami miliki sekarang, seperti apa yang telah kalian berikan kepada kami.
17 Agustus 1945. Simbol perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Merdeka atau mati!
17 Agustus 1945 – sekarang – hingga masa yang akan datang : Perjuangan bangsa Indonesia untuk membangun kehidupan bagi bangsa ini. Hidup bangsa Indonesia! [arien]

Penulis : Arien Bianingrum. Yogyakarta. 17 Agustus 2012. Pukul 4:36 AM.
NB : Diperpustakaan buku-buku yang berhubungan dengan sejarah disimpan dengan kode angka 900.